Sobat MMBlog sekalian, kalau temen-temen seringkali lewat jalan Sudirman atau jalan besar di Jakarta lainnya, lagi lumayan familiar nih pemandangan hilir mudik individu-individu yang menggunakan otoped listrik di jalan raya, ataupun di trotoar. Ternyata, berita tentang otoped listrik ini juga lagi hangat di publikasikan oleh berbagai media. Yang paling santer adalah kecelakaan pengemudi Camry yang mabuk dengan pengendara skuter listrik atau otoped listrik ini.
Otoped listrik, di Indonesia sendiri tampaknya baru booming di Jakarta, dengan GrabWheel sebagai provider-nya. Lumayan banyak muda-mudi usia produktif yang menggunakan electric vehicle (EV) ini. Ya iyalah, enggak capek, tinggak bediri doang, pegang setang, maka kita akan berasa terbang, dan sampai ke tujuan, hmm. Saya sendiri sih belum pernah jajal Sob , tapi kayaknya sih emang enak.
pro kontra Otoped listrik terus bergulir, di satu sisi ada yang pro karena ini adalah salah satu mode transportasi yang bebas akan polusi, tapi ada yang contra karena kendaraan ini juga bukan tanpa resiko dan dirasa belum ada payung hukum yang solid untuk mengaturnya. Iya juga sih, bebas bener bisa di jalan raya atau trotoar. MMBlog sendiri sebenernya agak serem dengan otoped listrik ini, punya pengalaman agak kurang enak 🙁 .
kalau temen-temen tahu di The Breeze BSD City, itu disana adalah sebuah komplek kuliner yang lumayan lega. Nah, disana, pengelola menyediakan otoped listrik yang bisa digunakan dengan syarat tertentu dan dilingkungan itu aja. Ini asli serem Sob, beberapa kali MMBlog mau ketabrak dari belakang, bahkan dari depan juga pernah hampir ke tabrak karena yang bawa otopednya meleng kagak fokus. Ngeri amat kalau bawa bocah umum 2-3 tahun yang kalau diajak jalan kaki, arah jalannya udah kayak kecoa terbang .
otoped ini sebenernya gak kenceng-kenceng amat, rerata 10-20 Km/jam kayaknya, tapi ya jelas, dibanding pejalan kaki, ini lebih cepet dan lebih gesit. Suaranya juga enggak ada, khas EV lah. kalau di jalan raya, memang vulnerable alias rentan sih ini. Nah, makanya di negara-negara maju, aturan yang memayungi otoped listrik lumayan strict! Kayak di UK, Otoped Listrik hanya boleh dipakai di lingkungan tertentu yang pengelolanya ngasih izin (ya kayak di the breeze gitu kali ya), di negara lain, ada yang memperbolehkan, tapi ada lajur khususnya, biasanya bareng dengan lajur sepeda. Di trotoar? Kebanyakan sih udah enggak boleh.
Di Indonesia? seperti yang udah MMBlog singgung di atas, saat ini masih bebas dan masih suka-suka. Intinya ya kudu jelas aja aturannya. Mungkin harus ada jalur khusus, atau bareng dengan jalur sepeda, atau ada jam-jam-nya nih, gak boleh sesukanya pakai. Di jam yang gak sibuk boleh, atau hari libur boleh, tapi tetap di jalur sepeda, kalau kalau bareng pejalan kaki, serem juga yak. Terus juga ada batas usianya, minimal udah pegang KTP lah, Gimana? Ada opini juga dari temen-temen? Semoga berguna ya!
Cuma lagi mode. Bentar juga ilang
Lucu yah yg nabrak driver camry mabok…yg dilarang otopetnya..kenapa gak dilarang mobilnya sekalian.
setuju…orang mabok menewaskan orang lain ga diributin
semua minta jalur jalan ? dari jalan yg sama …..tdk mau membuat jalan sendiri – sukanya ambil jalan yg sdh sempit ……pantes bila banyak yg ……hingga defisit makin tinggi ?
sdh saatnya drone otoped …..ngk butuh jalan