Review Ride : Satu Setengah Tahun Dengan Kawasaki ER6n (part 2)

16

Image

Setelah membahas mengenai ergonomi, tampilan, dan performa, dibagian ini MM mau ngebahas bagaimana handling, pengereman, dan impresi menggunakannya di kondisi perkotaan dan touring. Langsung aja deh.

Handling

Bagi yang belom biasa atau pertama kali bawa ER6n, handling yang dirasakan pasti sangat berbeda dengan motor-motor 250 CC kebawah. Tapi mungkin untuk motor sekelasnya, handling okelah. Ban Dunlop Roadsmart 2 yang nempel di motor ini juga bisa diandalkan, bahkan MM bisa bilang kalo performa bannya sangat baik buat jalan basah. Suspensi belakangnya bisa disetel sesuai peruntukannya, kalo jalanan mulus dan banyak tikungan ya tinggal di setting keras, tapi kalo jalanannya gak begitu bagus setel agak lembut deh. Sayangnya suspensi depan gak bisa disetel, kalopun kit jeroannya mau diganti, harganya relatif mahal. Tapi overall meliuk bersama ER6n sangat mengasyikan.

Pengereman

Rem double disc di depan dan single disc dibelakang sudah cukup mampu menghentikan laju motor yang bobotnya 204 kg ini. Master remnya mereknya nissin dan kalipernya mereknya Tokico, tapi pas  awal-awal penggunaan, remnya bener-bener gak pakem, setelah 50 kilometer kurang lebih berjalan, remnya baru berfungsi dengan sangat baik. Oia, bahkan waktu discnya terendam banjirpun daya cengkramnya gak berkurang mas bro,

City riding

Ini dia yang menarik. Gimana sih rasanya mengendarai motor ini di jalanan ibukota yang semakin kayak “neraka”? riding ER6n di jalanan jakarta yang super macet dan banyak lobangnya tampaknya buka pilihan yang bijak. Memang sih motornya aman-aman saja kalo dibawa macet-macetnya, tapi ridernya itu lho, (maaf) selangkangan rasanya kayak di hairdryer apabila fan radiatornya menyala. Kalo buat selap selip sih tergantung ridernya, kalo kakinya jenjang yang gampang aja, Cuma kalo jinjit balet agak serem mas bro, soalnya kalo miring sedikit bener-bener kerasa bobotnya yang berat itu. Udah gitu agak repot kalo bawa motor ini ke tempat yang gak ada parkiran khusus motor gedenya, kalo parkirannya lowong sih gak jadi masalah, Cuma kalo rame wuih, ribet bener ngangkat-ngangkat buntutnya, udah gitu kayaknya behel belakang itu fungsinya buat pegangan boncenger bukan buat diangkat buat ngegeser motor. Terus gimana koplingnya? Untuk motor seukurannya kopling termasuk empuk kok, MM pernah mencet kopling ZX, wah lebih kaku ternyata.

Image

Touring

Buat touring, ER6n bener-bener enak banget. Tenaga yang disemburin dari mesin twin 650 ccnya sangat bisa diandalkan. Touring dengan ER6n rasanya kita yang mendominasi jalanan. Untuk nyusul truk ataupun bisa malam, cukup pelintir gas lebih dalam, trus atau bus itu udah ada dibelakang kita. Udah gitu pencahahayaan dari headlight motor ini juga superb banget, sinarnya fokus euy, ditambah dengan adanya fitur hazard, hal ini membuat kita lebih ama kalo lagi nepi dijalan mau beli minum atau menunggu rombongan.

Oke deh MM rasa itu yang bisa MM sharing tentang ER6n, kalo ada yang kurang, nanti bakal ada (nyangkut-nyangkut) di artikel yang ngebahas touring. Semoga berguna mas bro.

Review Ride: Satu Setengah Tahun Dengan Kawasaki ER6n (Part 1)

30

03112012901

Mas bro semua, kali ini MM mau mencoba mereview tunggangan MM yakni Si Merah aka ER6n. jujur ini adalah pertama kalinya MM nulis tentang review sepeda motor. Ya pastilah, ngeblog juga baru delapan hari, hehe. Oia, review ini dibagi menjadi beberapa bagian, karena MM juga menggunakan motor ini udah lumayan lama, sampe sekarang kilometernya udah 8000 lebih, biar komprehensif maksudnya

Tampilan

2013-Kawasaki-ER6n-red

Jujur, pertama kali MM liat motor ini di dealer kawasaki cipinang, MM langsung kepincut banget. Desainnya bisa dibilang fresh untuk motor yang dijual resmi sama ATPM. Sasisnya yang twintube, ban yang lumayan montok, tangki menjulang, mesin yang gede, wah, mata bakal terpaku deh pokoknya. Walaupun begitu, MM suka ditanya sama beberapa rider kalo lagi mampir di warung beli minum dan pertanyaannya “abis berapa bang buat modif bysonnya?” agak lucu emang, tapi ternyata pas baca-baca diforum kaskus, ternyata bukan MM aja yang ngalamin hal kayak gini. Yang menonjol dari ER6n adalah karakternya yang street fighter sejati, montok di depan, slim dibelakang. So far, desain ER6n bisa membuat beberapa biker ngelirik di lampu merah. Pertama launching, hanya ada tiga warna yaitu hijau, putih, dan hitam, tapi setahun kemudian keluarlah warna merah yang ngejreng, dan akhirnya MM ambil yang warna merah

Ergonomi

Ergonomi motor ini, hampir seperti motor-motor 150 cc zaman sekarang, gak nunduk juga gak tegak. Posisi foot step sejajar sama jok. Pas buat postur tubuh orang-orang indonesia. Tapi karena MM biasa sama ergonomi thunder 250 yang santaaaiiii banget, awalnya MM agak ngerasa pegel di tangan. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya terbiasa juga. Tapi entah kenapa, MM tetep pengen banget bikin setangnya lebih tinggi sedikit, mungkin raiser adalah pilihan terbaik ketimbang ganti setang punya kawasaki versys yang sepertinya lebih tinggi. Tinggi joknya ke tanah adalah 80,5 cm, buat MM yang tingginya 165, nunggang er6n jadi agak jinjit sedikit (kalo nyeker jadi jinjit balet) kalo pake sepatu riding, kalo boncengan bisa napak karena suspensinya jadi sedikit tertekan.

Performa

01112012873

ER6n dipersenjatai mesin dengan kubikasi 650 CC, twin, 8 klep, DOHC, dan berpendingin cairan, dan klaim dari buku manual tenaganya bisa mencapai 72 HP. Menurut MM, tenaga ini udah cukup banget di pakai di jalan raya, apalagi jalan jakarta, malah mubazir keliatannya. Gigi 1 dapat di geber sampai kecepatan 80 km/jam, tapi itu sampe redline dan mesinnya teriak banget. Dengan gigi 6 (top gear) dan manteng di rpm 4000, ER6n dapat melaju dengan kecepatan 85-90 km/jam (tergantung bobot rider) suara mesinnya masih ketawa-ketawa geli gitu, kemudian di rpm 5000 dan gigi 6, ER6n bisa melaju 110 Km/jam. Untuk akselerasi, MM belom pernah coba pake alat, tapi menurut media ER6n bisa melaju dari 0-100km/jam dalam waktu 4 detik. Malah diyoutube ada yang bisa dapet 3 koma sekian detik. Dari yang MM baca-baca diforum er6n, performa motor twin kawasaki ini mudah ditingkatkan, ada beberapa komponen yang bisa membuat tenaganya melonjak seperti ganti kampas/per kopling aftermarket, ganti filter udara, ganti knalpot plus mapping ulang, serta setting gigi rasio. Tapi buat MM sih standar aja udah cukup. Berapa topspeed yang pernah MM raih? MM Cuma berani ngacir 158 km/jam on speedo, itupun di jalan pantura dari cirebon menuju subang.

Wah artikelnya jadi panjang juga ya bro, MM rasa segini dulu deh, di artikel berikutnya, bakal MM lanjutkan lagi. So stay tune!

Perbedaan Jumlah Mata Gear Belakang Thunder 250 di Buku Manual dan Aslinya

5

Mas bro semua, belum lama ini MM menyempatkan diri untuk beres-beres lemari. Tak disangka, akhirnya menemukan buku manual Thunder 250. Jujur, dulu pas beli Thunder 250, MM hanya baca mengenai kapan mesti service dan bagaimana perlakuannya dalam masa break-in (inreyen).

Dibaca, dibaca dan dibaca, akhirnya MM menemukan sesuatu yang berbeda, yaitu jumlah mata gear belakang yang akhirnya mengarah kepada final reduction rasio. Di buku manual tertera bahwa jumlah mata gear belakang Thunder 250 adalah 41 mata. Namun demikian, di gear belakang Thunder orisinil yang nemplok di Thunder MM jumlah mata gearnya ada 42.

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
Yang di buku manual

Image

Sederhananya dengan mata gear belakang yang lebih banyak, maka reduction rasionya akan menjadi ringan, motor akan enteng ngelibas tanjakan, tapi topspeednya berkurang. Tapi apabila gear belakang jumlah matanya dikurangi, maka rasionya akan jadi berat. Emang ditanjakan kudu ngurut gas, tapi topspeednya nambah.

Kemudian MM googling, dan ternyata GZ250 yang ada di amerika menggunakan mata gear 41 untuk gear belakang. Nah, MM mau nanya nih sama Thunder Rider, efeknya gimana ya kalo diganti mata gear 41? Topspeednya jadi berapa? Terus repot gak ya kalo ditanjakan?

[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

Positioning Sebagai Motor “Stunt” (Yamaha MT Series)

6

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
Berwheelie ria

Mas bro semua, kali ini MM mau ngebahas mengenai positioning dari kedua gacoan anyar Yamaha yaitu MT-09 dan MT-07. MM punya pandangan bahwa kedua motor ini diposisikan oleh Yamaha sebagai motor yang agile, tough, light, simple (liat aja tuh speedometer cuma nemplok di stang doang, udah kayak bracket GPS) dan minimalis yang mana variabel-variabel ini menguatkan posisinya sebagai motor stunt yang biasa dipakai para free styler.

Kemudian, dibeberapa video yang diunggah di youtube,  Yamaha MT-09 dalam aksinya selalu memperlihatnya kalau motornya gampang sekali di ajak ber-wheelie ria baik itu dalam kecepatan rendah ataupun tinggi,  bahkan ada yang khusus menampilkan aksi freestyler, yang nunjukkin kalo torsinya emang oke banget.

Menurut MM pribadi, ini adalah langkah yang berani sekaligus beresiko. Pertama ini adalah positioning kayak begini gak banyak dilakonin sama pabrikan jepang, tapi Yamaha dengan pede melaunching MT Series, yang pernah ngelakonin positioning kayak begini adalah BMW dengan HP2 megamotonya.

Image

Terus motor ini bisa dibilang sebagai hybrid dari street naked bike dengan motard, lah itu buktinya sampe dibikin dakkar edition yang desainnya jadi kayak motor Kamen Rider, hehe. Kalo naked bike murni kayak Z800 kan jadinya ajaib kalo di dandanin kayak motor rally

Diluar itu semua MM salut sama Yamaha yang akhirnya berani ambil keputusan buat ngelahirin mesin 3 silinder (MT-09) buat fight sama Z800, Triumph Street Triple, GSR750, dan twin (MT-07) buat berjibaku dengan ER6 series dan SV series. Yah, kita lihat aja gimana sepak terjangnya kedepan mas bro.

Sumber Gambar: Googling

[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

Mesin Scorpio Untuk Trail? Kenapa Tidak?!

10

Image

Mas bro semuanya, di beberapa blog motor papan atas kayak TMCblog dan IWB, santer diberitakan bahwa Yamaha sekarang lagi meracik sepeda motor sport dengan kubikasi 250 CC, mesin baru, dan twin. Bahkan di blog Mas IWB juga dituliskan bahwa ada kemungkinan nanti Scorpio 225 bakal disuntik mati dan diganti dengan motor baru tersebut.

Sebagian dari kita sudah mengetahui bahwa Yamaha Scorpio udah wara-wiri di indonesia sejak tahun 2002, bahkan Yamaha indonesia juga mengekspor Yamaha Scorpio ini ke negara tetangga kayak Australia, mas bro bisa cek di eyang google, dari hasil penelusurannya, ternyata ada forum roda dua australia yang mendiskusikan tentang Scorpio.

Image

Menurut MM, agak sayang apabila yamaha indonesia dengan serta merta “mengubur” mesin Scorpio. Karena mesinnya juga tangguh, gak rewel, minim perawatan. Opini MM, sebaiknya Yamaha Indonesia mempertimbangkan untuk meluncurkan varian motor trail/dirtbike yang basis mesinnya menggunakan mesin Scorpio.

Kenapa demikian, monggo mas bro cek gambar motor dual purpose dibawah, motor Yamaha dibawah menggunakan mesin yang platformnya mirip-mirip sama mesin Scorpio, bahkan Kang Taufik pernah nulis disalah satu artikelnya bahwa dia pernah liat motor trail dengan basis mesin seperti Scorpio di gerai AHRS depok dengan kubikasi 250 CC

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
Source: bikez.com

Yah, naikin CC 25 aja sih buat pabrikan menurut MM gampang aja, apalagi kalo emang boringnya bisa diganti. Lah wong mesin Jupie MX sama Vixion aja mirip-mirp. Terus,  gak ada ruginya ikut terjun di pasar motor trail, memang gak terlalu gemuk kayak pasar matik, atau sport 150 CC tapi penggemarnya udah ada, apalagi jika pricingnya menarik, bisa makin joss, karena trail 250 CC yang ada sekarang kayak Kawasaki KLX/Dtracker 250 kan harganya selangit. Terakhir, setuju gak nih kalo Mesin Scorpio kedepan dijadiin basis mesin trail?

Link Mas IWB

http://iwanbanaran.com/2013/09/25/disinyalir-eksistensi-yamaha-scorpio-225cc-akan-segera-berakhir/[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

Harley 500 dan 750 CC, Bagaimana Relevansinya Di Indonesia?

13

Image

Mas bro semua, kita semua udah tahu bahwa pabrikan sepeda motor legendaris asal Amerika Harley Davidson telah meluncurkan sepeda motor entry level dengan cc 500 dan 750. Pihak Harley Davidson menyatakan bahwa pasar akan merespon positif kedua baby Harley ini, karena meningkatnya jumlah rider usia muda yang ingin tampil stylish dan gagah.

Tapi, bagaimana apabila Mabua memboyong sepeda motor ini dan menjualnya di indonesia? Nah, ini yang menarik, MM pernah baca Journal of Marketing yang ditulis oleh Kirmani, Sood, dan Bridges (1999) yang salah satu isinya memuat bukti bahwa pengguna merek yang prestisius (merek yang prestisenya tinggi) bakal memberikan respon yang negatif atau kurang suka apabila mereknya mengeluarkan line up produk yang speknya lebih rendah atau entry level.

Image

Memang belum diteliti secara empiris bagaimana brand equity Harley Davidson di Indonesia, tapi melihat mayoritas penggunanya yang dari kalangan “the haves”, bisa diasumsikan Harley menempati posisi yang tinggi dalam level brand equity. Jadi seumpama Mabua ngebawa motor ini masuk bisa jadi penjualan motor besar mereka yang desainnya mirip-mirip sama baby Harley kayak Sporster 48 atau 72 bisa nyungsep, “lah ngapain gue beli motor 1200 cc kalo mirip ama yang 500”.

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
Kalo yang ini Bapaknya

Di sini ada banyak kemungkinan yang bakal terjadi apabila emang Mabua masukin kedua motor ini. Pasar moge di indonesia lagi hangat-hangatnya. Dengan harga 160-180 jutaan, bukan gak mungkin baby Harley bakal banyak diburu, karena makin banyak euy kaum urban yang butuh motor yang ridiable, keren, dan juga dari brand yang prestise , walaupun resikonya ya itu tadi brand imagenya kemungkinan bisa turun. Gimana menurut mas bro semua?

[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

Bagaimana apabila Kawasaki memproduksi Versys 250?

9

Image

Mas bro semua, setelah membaca review yang di ulas sama Om Leo di blognya (link blog terlampir di bawah) tentang riding dengan Kawasaki Versys 650, MM jadi punya imajinasi liar. Di blognya Om Leo, ditulis kalau Versys 650 dibuat oleh Kawasaki buat menaklukkan jalur-jalur di Eropa yang twisty (banyak kelokannya) dan kontur yang turun naik (banyak tanjakannya lah kurang lebih).

Image

Hal ini make sense karena secara bentuk, ergonomi dan performa, Versys 650 sangat cocok buat riding di sana, belom lagi dengan rata-rata tinggi orang-orang eropa yang pada menjulang, dijamin menggunakan motor kayak gini bakal nyaman banget. Versys 650 yang kita tahu menggunakan mesin yang sama platformnya dengan ER6 series, berkarakter torqy dan simpel. Nah bagaimana kalau mesin dari varian 250 ccnya Kawasaki (Ninja 250 dan Z250) juga dibuat tipe seperti Versys 650?

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

IMG_0581
Yamaha Tenere 250 dan Honda XR 300 Di Brazil

 

Menurut MM, ini adalah sebuah ide yang menarik. Kenapa? Karena medan atau kondisi geografis di indonesia juga memiliki kontur yang beraneka-ragam, ada jalanan pantai, gunung-gunung, lembah, dll. Udah gitu, tinggi dari Versys 250 (kalo emang mau dibuat) bisa dibuat lebih pendek, jadi motor ini bisa jadi milik “semua orang”. Terus bagaimana dengan kawasaki D-Tracker 250? Menurut MM ini beda segmennya, kalo KLX/Dtracker itu lebih ke offroad dan jadi motor urban kalo bannya diganti jadi ban aspal. Nah kalo pake mesin 250 cc twinnya Ninja, powernya bisa disetting suka-suka, mau galak dibawah apa dapet top end, atau mau smooth atas bawah, bener-bener menjanjikan deh pokoknya!

Last, MM nulis begini juga karena di Brazil, Yamaha udah berhasil ngeluarin sepeda motor Tenere 250 sejak beberapa tahun belakangan, yang merupakan adik dari Tenere 660 dan cucu dari Tenere 1200. Nah, mas bro bisa liatkan, dia motor offroad bukan (Yamaha udah punya motor Supermoto tangguh WRX 250), nakedbike bukan, tipenya sejenislah ama Versys (IMHO). Terus gimana menurut mas bro semua? Pada setuju gak Kawasaki bikin Versys 250 buat pasar Asia sama Amerika Latin? Terus berani gak ya Kawasaki bikin motornya di Indonesia? Kan pabriknya udah mau jadi tuh yang Di Cibitung.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
Ini Tenere 250 yang standar

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
Kalo di modif bisa begini kira-kira, MANTAP!

linknya Om leo

http://7leopold7.com/2013/11/09/versys-650-90-er6-30-comfort-part-1/[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

Riding Motor 200 Kg lebih, Harus Sering-Sering Bro!

26

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
Susahnya bawa motor besar di padang pasir bromo, dan frustasi (air habis, nyasar, dll)

Mas bro rider semua, hobi bermotor itu positif, banyak sekali manfaatnya, seperti ngilangin stres, nambah kawan, tunggangan jadi lebih sehat karena dirawat, dll. Tetapi, dibalik itu semua ada resiko yang sangat besar. Bermotor dapat menyebabkan kecelakaan baik itu kecelakaan yang efeknya ringan atau bahkan berat sehingga bisa fatal.

Nah, MM yang juga biker ini, mau berbagi pengalaman seputar berkendara. Alhamdulillah MM punya penjenjangan dalam berkendara motor, dimulai dari shogun, trus eliminator, trus thunder 250, dan yang terakhir er6n. sudah pasti motor terberat yang pernah MM tunggangin adalah er6n (204 Kg), udah gitu tinggi MM juga gak terlalu menjulang ngepas di 165 cm, jadi agak repot kalo mau mundurin atau berhenti di jalan gak rata.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
Pasir sebagai “Paddock” terbaik, gak distandarin bisa tegak!

Awal riding, dengan er6n MM ngerasa kayak “dimainin” sama motor. Lah di gas dikit udah ngacir, beloknya gak seenteng ngebelokin thunder apalagi matik, sampe akhirnya MM pernah “jatuh bego” dari si merah, yang menyebabkan tulang angkle MM retak karena ketiban (padahal dah pake sepatu riding yang nutup mata kaki).

Nah, disini MM mau ngasih saran aja sama yang pengen naek kelas, kudu sering-sering latihan lah, dalam artian sediain waktu buat riding sama moge-nya, terus jangan pernah ngerasa udah (sok) jago, kita sebagai rider baiknya selagi riding, kita selalu mempelajari karakteristik motor kita. Kecuali emang jam terbangnya udah kayak mbah dukun atau mas tri, tapi MM yakin kedua master itu juga suka latihan disirkuit atau sekedar riding santai buat pelemasan.

Bobot berat, mesin panas, adalah segelintir ujian buat biker yang mulai beralih ke motor dengan cc yang relatif lebih besar. Pokoknya sih pahami keadaan diri sendiri sama keadaan motor sebelum kita berkendara. Keep rolling bro![/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

Evaluasi Pengguna dan Jumlah Silinder (Bahan Penelitian)

11

Image

Mas bro semua, kali ini MM mau ngutarain isi kepala MM. Jika kita mengikuti sepak terjang Honda CBR 250 dan Kawasaki Ninja 250, maka yang paling sering dibahas adalah jumlah silinder yang nempel di keduanya. Dari data yang di himpun berbagai media otomotif yang ada, jumlah penjualan ninja 250 terlihat unggul dari CBR 250

Image

MM melihat fenomena ini sangat menarik untuk di teliti. Sebenarnya seberapa besar sih pengaruh jumlah silinder terhadap evaluasi pengguna (dalam hal ini attitude). Itu baru yang 250 cc, terus gimana dengan cc yang lebih besar dari itu yang casenya bisa dibuat jadi 2 silinder versus 4 silinder, belom lagi kalo brand motor yang teliti di gabung antara motor Jepang dan motor Eropa. Contohnya gimana evaluasi pengguna apabila Ducati juga keluar yang 4 silinder produksi massal dibandingan dengan Ducati yang dua silinder. Wah, menurut MM ini bisa di dijadikan sebagai bahan tesis buat mahasiswa yang punya passion terhadap roda dua nih!.

Image

Tapi jika topiknya seperti itu, maka penelitian yang harus dilakukan adalah penelitian kualitatif experimental desain. Penelitian eksperimen biasanya agak ditakutin sama mahasiswa karena rancangannya harus sempurna dan ribet. Tapi gak ada yang gak mungkin kok, apalagi menurut MM implikasi manajerial dari penelitian ini sangat bermanfaat buat pabrikan dalam meluncurkan produk-produk premium mereka di Indonesia

Heavy Naked Bike Lagi Nge-trend, Suzuki Gak Ikutan?

11

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
Source : moto-station.com

Mas bro semua, gelaran EICMA yang berlangsung di Itali merupakan pameran motor-motor super naked bike. Di sana banyak banget motor-motor naked yang di update atau bahkan baru. Contohnya kayak kawasaki Z1000, KTM Superduke, BMW S1000R, Ducati Super Monster (Ngarang sendiri ini nama). Selain itu pabrikan Jepang yang lain kayak Yamana dan Honda juga udah punya gacoannya masing-masing FZ1 (yang dipake paspampres) dan CB1000R yang pernah di test ride sama om kobay dan pak leo.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
Angker dah

Timbul pertanyaan di benak MM, kenapa yang suzuki gak mau ikutan maen di kelas ini? Padahal kelas ini di eropa kayaknya lagi gurih banget. Emang sih Suzuki udah mau ikutan maen lumpur dengan ngeluarin V-stroom 1000, tapi segmen naked bike kayaknya lebih umum deh. Padahal Suzuki punya mesin GSXR-1000 yang lumayan beringas, itu kan bisa dijadiin basis buat supernaked bikenya, tinggal di tunning ulang, beres, bahkan  GSR750 aja basis mesinnya dari GSXR-750 yang ditunning ulang. Atau mau plek-plekkan dicomot juga oke, biar latihan otot leher deh tuh ridernya.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
contoh Detunning S1000RR, lebih angker lagi

Last, menurut MM peluang yang ada jangan pernah disia-siakan, buktinya GSR 750 lumayan famous kan di Eropa sana. Desainnya kayak GSR750 yang dibuat lebih agresif juga oke kayak hasil renderan di atas, terus kayak traction control, dan berbagai fitur moge yang update lainnya. Terakhir dikasih nama Suzuki GSR1000, gimana menurut mas bro semua?[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

Kemungkinan Besar CB650 Series DiProduksi Di Thailand!

Image

Mas Bro semua, via cbt.com.my (salah satu situs otomotif di Malaysia) diberitakan secara gamblang bahwa duo sepeda motor anyar keluaran Honda yakni Cb650F dan CBR650F bakal diproduksi di Thailand. Hal ini mengindikasikan bahwa sepertinya Honda merasa gerah dengan dominasi Kawasaki di pasar Asia Tenggara. Bisa mas bro lihat di Youtube, ada berbagai macem bentuk video yang isinya memuat Kawasaki ER6N dan kawasaki Z800 baik itu dari Malaysia ataupun dari Thailand.

Tampaknya Honda menyadari betul bahwa trio Cb 500 belum cukup kuat buat mengganyang dominasi geng ijo. Bahkan di Eropa pun HONDA meluncurkan CBR250 dan CBR500 (CBR 500 di eropa harga gak terlalu jauh beda sama ninja 300) bareng-bareng buat bertarung dengan sang Ninja.

Image

Menurut MM, apabila Honda Worldwide memang berencana untuk memasarkan dua varian ini di Asia Tenggara, keputusan tersebut adalah keputusan yang sangat strategis. Kenapa? Dua varian ini bisa dibilang memiliki beberapa “keunggulan” buat di tanam di mindset potential buyer. Pertama, CB650 series memiliki konfigurasi mesin 4 silinder, apabila dibandingkan dengan ER6 yang 2 silinder ini merupakan sebuah keuntungan (yang relatif). Kebanyakan konsumen sangat admire dengan mesin 4 silinder, hal ini bisa diketahui dari forum yang membahas berbagai motor baru. Banyak yang bilang kalau motor 4 silinder suaranya merdu (sampe eargasm), halus, dll, walaupun kadang top speed sama akselerasi cuma beti alias beda tipis dengan yang dua silinder.

Terus bagaimana dengan barrier yang dibuat oleh Z800? Nah kalau ini bisa diatasi dengan pricing strategy. Apabila harga CB650 bisa berada diantara harga ER6 dan z800 maka ER6 dan Z800 bukan lagi ancaman buat CB 650, malah CB650 ini yang bisa mengancam eksistensi dua varian Kawasaki tersebut.

Tapi ya gitu deh, lagi-lagi tergantung sama AHM mau masukin ini motor apa enggak, kalo enggak berarti importir umum punya kesempatan nih buat ngeraih untung dari penjualan motor ini. Menurut MM sih baiknya AHM masukin aja, toh malah bisa ngemoncerin strategy flagship yang udah dilakonin, udah gitu dengan sumber daya yang AHM punya, kayaknya gak bakal banyak masalah buat lifecycle CB650 series kedepannya.

Kok lampu belakang CB650 sama kayak MSX125 ya :p

Image

Image

link CBT:

http://www.cbt.com.my/2013/11/07/made-in-thailand-hondas-2014-cbr650f-and-cb650f/

Bahas Suzuki Thunder 250 (Part 3-End)

Di sekuel terkahir ini, MM mau ngebahas tentang mesin Thunder 250, tapi bukan tentang speknya ya, karena kalau speknya pasti banyak pembaca warung kecil ini yang pengetahuannya lebih advance dibanding sama MM. Nah MM mau ngebahas, bagaimana jika mesin ini direborn lagi.

Mesin Thunder 250 adalah mesin yang paling besar dimensinya jika dibandingkan dengan mesin-mesin rivalnya (bukan Ninja 250 loh ya), ditambah pula header knalpotnya ada 2, oleh sebab itu banyak mata yang suka ketipu terus nanya “ini sehernya dua ya mas?”

Sebenernya MM punya pemikiran kalau mesin kayak begini jangan dipandang sebelah mata sama pabrikan. Mesin dengan pendingin udara kayak mesin Thunder 250, mesin Scorpio 225, atau mesin Kaizennya Tiger adalah mesin-mesin tangguh yang gak rewel (problemnya paling oli rembes sama rante keteng berisik). Bahkan kawasaki BJ 250 (Estrella 250) yang udah masuk TPT juga menggunakan mesin yang sama.

Minjem gambar dari blognya Kang Adet (Ayo Kang nge-blog lagi)

Image

Nah, saran MM buat Suzuki Indonesia, monggolah dipertimbangkan untuk mereborn kembali mesin motor ini apabila emang nanti Kawasaki jadi ngeluarin Estrella 250 dan penjualannya moncer, terserah deh body mau di desain kayak apa, yang jelas tetep ngusung tema retro modern.

Image

Terus, piranti pengabutannya diganti, Si Mikuni BSR 32 di pensiunkan diganti sama fuel injection, wah bisa tambah irit nih motor, pake karbu aja bisa 1:35 kalo touring. Terus ini juga keuntungan buat pengguna thunder yang udah kesengsem sama thunder dalam urusan sparepart.

Okelah, monggo diemut-emut dulu artikelnya.

Mau Mogenya Laku? Produksinya Kudu Di Asean Atau sekalian Di Indonesia!

Image

Bro dan Sis semua, 2 Tahun ini bisa dikatakan sebagai tahun kebangkitan moge di tanah air (MM gak ngomongin Ducati atau HD ya, soalnya brand ini mah emang udeh dari dulu adanya moge doang). Dimulai dari Kawasaki yang serius masarin ZX6-R kemudian disusul sama ER6 series, sampe Z800, dan terakhir Ninja 1000SX. Kemudian akhirnya Yamaha juga latah pengen terjun ke segmen yang super segmented ini. Sebenernya Suzuki juga udah nyemplung, tapi ya gitu, Cuma jual kalo ada yang pesen.

Terus, sebenernya poin apa sih yang harus diperhatiin kalau pengen jualan moge? Menurut MM poin yang paling penting jika emang mau fokus main moge ya kelola deh yang bener strategy pricingnya. MM melihat bagaimana larisnya ER6 series dan Z800 sedikit banyak dipengaruhi sama harganya yang kompetitif selain juga emang desainnya yang keren IMO. Untuk harga yang kompetitif ini mau gak mau ATPM kudu ngimpor dari negara Asean atau bahkan bikin di Indonesia (ada perjanjian AFTA).

Mau Masukin ini motor (Yamaha MT-07)? Di mana dulu produksinya?

Image

Sebenernya Suzuki juga jualan Gladius 650, cuma ogah-ogahan

Image

Yang kedua, sebenernya pricing strategy ini juga bisa maksimal apabila ATPM ngeluarin motor gede yang Ccnya gak lebih dari 500CC. Loh emang apa bedanya sama yang 600CC atau bahkan lebih? Beda mas bro, di Klausul PPNBM yang dibuat pemerintah, motor dengan cc lebih dari 250 dan maksimal 500 terkena pajak ppnbm sebesar 60%. Hal ini jelas beda dengan ppnbm yang  dikenakan terhadap motor 500cc keatas yang dikenakan pajak sebesar 75%.

Ini yang MM maksud, CB500F

Image

Saran MM buat manajerial ATPM yang pengen serius main moge (setahun bisa ngejual lebih dari 1000 unit) sisipin deh satu line up motor gede yang kubikasinya 500 cc dan dirakit di Asean. Terutama buat Honda, kan udah ada tuh CB 500 series. Kalo udah begini pasti jalanan di indonesia bakal makin rame sama motor-motor besar.

Oke deh, kita lihat aja kedepannya sepak terjang ATPM-ATPM yang sekarang/baru mau main moge. Monggo diemut-emut dulu mas bro infonya.

Tambahan : monggo di klik link buat info PPNBM nya mas bro

http://www.tarif.depkeu.go.id/Bidang/?bid=pajak&cat=ppn

 

[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

Bahas Suzuki Thunder 250 (part 2)

Image

Mas bro semua. Thunder 250 bisa dibilang sebagai tumbal buat kesuksesan adiknya Thunder 125. Terus Bandit 250 juga bisa dibilang jadi tumbal buat kelangsungan hidup Thunder 250. Menurut MM disini Suzuki indonesia juga sudah menerapkan strategy role model atau strategy flagship honda yang pernah dibahas sama kang taufik.

MM pernah ngebahas ini sama temen kuliah MM (Bro Jojo), awal launching Thunder 250 dan Bandit 250 Cuma terpaut 1 tahun, dengan rentang harga yang cukup jauh (Bandit 250 70 jutaan, Thunder 250 23 jutaan), waktu di beberapa dealer besar Suzuki di Jakarta, kedua motor ini seringkali dipajang barengan (MM pernah liat waktu serpis Shogun di Sun Motor Matraman)

Nah, setiap customer yang datang untuk liat-liat, kemungkinan besar matanya akan terkunci ke Bandit 250. Ya iyalah, wong header knalpot ada 4, radiatornya gede dan lebar, bodynya semok, dll. Kemudian, di situlah momen dimana sales ngasih info kalau ada juga loh motor kayak gini yang harganya lebih ekonomis dan lebih gampang dikendarai, yaitu Thunder 250. Dengan desain yang 11-12 bukan gak mungkin potential buyer jadi punya niatan buat minang Thunder 250 (bahasa akademisnya Positive Attitude, hehe)

Image

Tapi gak selesai di situ, tahun 2003-2004 akhirnya Suzuki secara resmi merilis Thunder 125 yang desainnya plek-plekkan sama Thunder 250. Pada saat itu, penjualan Thunder 125 juga cukup baik bahkan sempet ada iklannya di televisi dan akhirnya Thunder 250 disuntik mati pada tahun 2006. Namun karena pergerakan jaman yang berbanding lurus sama pergerakan selera, dan kurangnya promosi, akhirnya penjualan Thunder 125 terus menurun, apalagi kompetitor juga ngeluarin sport entry level.

Terakhir, jadi  Strategy Flagship atau Role Model macem begini belum tentu bisa moncer. Untuk case Honda, mungkin strategy ini bisa moncer dan joss guandoss banget, tapi untuk Suzuki mungkin perlu strategy lain. Dan buat ATPM lain kayaknya juga perlu menganalisa, gak semua strategy pemasaran yang moncer di sebuah merek bisa berlaku juga di merek yang lain, yah ini mah tugasnya divisi research and development deh.  Gimana menurut Mas Bro Semua?

Bahas Suzuki Thunder 250 (Part 1)

Bro dan Sis semua, kali ini MM mau ngebahas motor Street Cruiser lawas keluaran Suzuki yaitu Suzuki Thunder 250. Ada beberapa Blogger yang pernah atau masih pake Thunder 250 kayak Kang Taufik TMCblog dan Kang Adet 7Gear. Nah MM sebagai Nubie blogger mau ngebahas motor ini setelah 6 tahun lebih mengendarainya.

%d bloggers like this: