Test Dan Review Honda CB150 Streetfire Untuk Touring, Lebih Dari Cukup!

56

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

img-20140413-wa040 (1)
Streetfire, Are You Ready?? 😀

Sobat MMBlog sekalian, seperti yang udah MMBlog ceritakan di artikel mengenai fun-riding with AHM dan Blogger beberapa saat lalu (artikelnya monggo diklik disini, dan dimari), selain menjajal Vario 125, MMBlog juga ngejajal Honda CB150 Streetfire. MMBlog ngejajal motor ini ketika perjalanan pulang dari Ujung Genteng menuju sebuah warung di daerah Surade. Hanya saja sayang banget, MMBlog lupa foto-foto selama perjalanan. Review ini bisa dibilang menarik karena sekalinya ngejajal, langsung dalam kondisi hujan. Jalanan becek ditambah medan yang bervariasi sangat representatif untuk dapat menunjukkan bagaimana performa motor ini, oke deh lanjuuut 😀 .

Sebelumnya, MMBlog udah pernah ngereview CB150 Streetfire ini. Tapi direview yang pertama itu, MMBlog belum mengail tenaganya lebih dan lebih, lah wong masih inreyen (monggo diklik untuk tahu review dari MMBlog). Berkesempatan jajalin motor ini pas touring, merupakan sebuah tantangan sendiri buat MMBlog. Oke deh, ngomongin ergonominya MMBlog yakin teman-teman udah paham betul, PAS deh buat orang indonesia rata-rata.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

img-20131208-001661
comot foto lama aja deh, xixixixi

Seperti yang udah MMBlog bahas sebelumnya bahwa kontur jalan di daerah Sukabumi selatan itu sangat bervariasi. Jalan lurus lempeng bisa dibilang gak terlalu banyak, lebih banyak jalan kelok-keloknya. Jalan lurusnya pada muluuusss, tapi jalan kelok-keloknya ini, ada yang muluuuss dan enak buat mereng-mereng, tapi ada juga yang gradakan ampun-ampunan. Berbagai tanjakan dan turunan pun juga siap untuk dilewati. Terus gimana performa mesin CB150 Streetfire dalam menghadapi jalanan seperti ini? Jujur, MMBlog bisa bilang tenaganya asyik banget untuk digeber di puteran atas. Motor ini nafasnya panjaaang, digeber hingga redlinepun motor tetap terasa rileks, getaran minim, perpindahan gigi dapat dilakukan dengan sangat cepat dan mudah. Tapi.. menurut MMBlog pribadi, ridernya harus pandai-pandai menggantung rpm begitu melewati jalanan tanjakan yang berkelok-kelok dengan kecepatan yang lumayan. Jika RPM kadung rendah sewaktu melewati jalanan kelok-kelok nan menanjak, tenaganya berasa drop, yang otomatis harus menurunkan gigi persneling, hal ini berbeda dengan saudaranya Verza (nanti MMBlog ulas juga). Sebaiknya RPM di gantung di 6000-7000-an, dijamin tenaganya bakalan ngisi terus!

Terus gimana suspensinya ketika melibas tikungan dan jalanan rusak. Kata Mas Didik, suspensi depan motor ini berasa keras, tapi ntah kenapa yang MMBlog rasain suspensi depannya termasuk intermediate alias di tengah-tengah antara empuk dan keras. (Hmm, apa karena MMBlog biasa bawa Thunder atau ER6n yang shock depannya gede-gede yah??). Cukup nyaman dibawa dijalanan rusak, begitupun dengan suspensi belakangnya, tidak terlalu empuk namun juga tidak keras, diajak cornering dijalanan mulus terasa antep. Terus ini motor bannnya juga udah lumayan oke, dijalanan becek-becek, belok dengan kecepatan 70km/jam sama sekali gak ada gejalan sliding, beda sama Vario 125 yang MMBlog jajalin sebelumnya. Gak lupa, remnya pun oke banget, greget lah pokoknya. Tapi memang sih, ditikungan yang bener-bener patah atau chicane, motor sport bakalan lewat dah ama bebek atau matik. Bebek ama matik gesit banget euy ditikungan, hehe 😀 .

Kesimpulan dari test Streetfire dalam fun riding kemarin adalah, motor ini adalah motor sport yang ready banget diandelin untuk ber-commuter atau touring. Untuk commuter, dimensi, handling, dan powernya pas, untuk touring, motor ini ergonominya nyaman, tenaganya lumayan oke, suspensinya mantap, dan kayaknya konsumsi BBM-nya irit, soalnya kemarin jalan geber-geberan gitu bensinnya gak berkurang satu bar-pun.
Oke deh, semoga berguna ya :D[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

instagram

Villa Kanaya

56 COMMENTS

  1. mang MMBlog sy mau nanya serius nih. nyebutnya gimana nih ‘RC213V’ â–¶arcitwoonethreeve atauw â–¶arcitwentyonetrheeve atau
    â–¶arcitwothretenve.
    mohon pencerahannya, nyebut yang bener fersi HRC

  2. buat tanjakan sama boncengan gimana bro ? katanya klo ditanjakan ngeden kalah sama gl lawas, dibuat boncengan tenaganya ngedrop……

    • nah, kalau ditanjakan emang harus pinter-pinter gantung RPM bro, kalo gak ya siap-siap geber abis lagi dari gigi yang lebih rendah. tiap motor ada karakternya sendiri sih ya. nah, kalo buat boncengan belum pernah jajalin

  3. @danang: emang ada ya kepanjangan dari rc itu? Maksud saya, mungkin cuma penyebutan negara apa saja kali yang membedakan, soalnya kan itu rentetan kode saja, rc stands for motor race hrc 4 tak, 213 for motor ke 3 yang dikerjakan di abad 21 dan v for v engine… CMIIW

  4. Mkash bro. Tp mksud sy nyebutnya yg bener gimana? Kalau (M1=emwan), trus kl rc213v gimana? (213=twoonethree=twentyonethree=twothreeten). Sebutan bener versi HRC

  5. Wah…. mantab. Kapan ya ada kesempatan seperti ini, test ride sih pernah tp jarak 100 meter doang 😀

  6. Juossszz,
    nafas CBSF emang panjanggg and cepett. 😎
    Tpi klo nanjak2 emang hrus pinter2 gantung rpm 😀 .
    Overbore DOHC cuyyy

  7. Gile aja dh mikir harga jual kembali.. beli motor tuh tuk d pake,bukan tuk d jual lg.. kl pun trpaksa d jual lg krna butuh uang,y wajar kali harga langsung turun,tiap barang bekas kn pasti harga jualnya langsung turun.. kecuali beli emas.. lg pula itu akal2an penjual motor bekas dn pembeli yg pngn dpt motor tp harga murah,jd d isukn sprti itu.. kl ga prcya,siapa yg mengatur harga motor2 bekas? lalu apa alasan harga berbeda hanya krna beda merk??

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here