Strategy Marketing, Motor sebagai Predessor Atau Cuma Mati Sia-sia

8

Image

Mas bro sekalian, ayo kita diskusi lagi mengenai strategy marketing sepeda motor. Kali ini yang akan MM bahas adalah strategy succesor atau penerus dan predessor atau pendahulu. Strategy ini sebenernya adalah strategy yang cukup potensial menurut MM, karena apa? Karena strategy ini berkaitan langsung dengan mindset yang udah tertanam di dalam benak konsumen, karena udah ada produk pendahulunya. Oke kita lanjut ke paragraf selanjutnya.
Jadi begini, sepeda motor yang diproduksi oleh pabrikan, memiliki lifecycle yang yang berbeda beda. Ada yang umurnya lamaaaaaa, tapi ada juga yang umurnya pendek. Oke, kita gak usah ngomongin yang umurnya lama, tapi ayo kita omingin yang umurnya pada pendek-pendek. Contoh produk yang umurnya gak terlalu lama dan gak terlalu populer dikalangan motor besar adalah suzuki dengan GSR 600 nya, Suzuki GSR 600 ini umurnya hanya 4 tahun, dimulai dari tahun 2006 dan tewas di tahun 2010. Ini adalah sepeda motor yang bener-bener baru buat Suzuki, karena Honda udah maen dikelas ini sejak lama dengan Hornet 600 nya, walaupun mesinya dari mesin gixxer yang dituning ulang.

Image

Image

Tapi, motor ini gak mati sia sia mas bro, motor ini mati yang kemudian melejitkan nama succesornya yaitu GSR750. GSR 750 di eropa sono sangat laris, mas bro bisa liat dari banyaknya video di youtube, ada banyak banget yang upload. Sampai-sampai motor langsung bisa bersaing sama Z750 yang lebih dulu mendominasi. Jadi menurut MM IMHO kesuksesannya ini gak lepas dari peran adiknya atau predessornya yaitu GSR600. Dengan desain yang lebih futuristik GSR 750 lebih bisa memikat dari pada GSR600.
Terus apalagi? Nah, kita juga bisa liat dari Kawasaki, Z800 merupakan succesor dari Z750. Tapi dalam hal ini, Z750 umurnya agak panjang. Setelah merasa terusik dengan GSR 750 akhirnya Kawasaki nyuntik mati Z750 dan ngeluarin succesornya yaitu Z800. Nah kerasa banget kan gimana nama besar atau pendahulunya itu memberikan kontribusi buat kesuksesan produk selanjutnya.

Image

Image

Image
Nah, sebenernya strategy ini juga bisa diterapin di pasar motor lokal. Seperti Honda yang lagi galau, Tiger disuntik mati apa enggak. Nah, kalau emang ada mesin yang lebih superior dan lebih mantap lagi, kenapa itu enggak dipake nama Tiger aja, nama Tiger udah kuat banget di benak konsumen, terus kalau kuatir gak laku, mesin Tiger lama jangan langsung dimatiin, kan masih bisa dibuat jadi basis mesin retro, atau jadi mesin dual purpose.
Terus yang teraamat amat disayangkan adalah suzuki, suzuki punya motor trail yang sangat legendari, yaitu suzuki TS 125. Kalau aja Suzuki mau memproduksi sepeda motor trail 4 tak, terus di kasih embel-embel TS atau pake nama DR. Ini motor pasti laku dan punya potensi banget buat nggeser dominasi KLX 150. Lah, sekarang aja pasaran TS gelap, kalo mesinnya bagus orisinil, bisa lebih mahal dari harga baru. Tapi semua ini balik lagi ke pabrikannya masing masing, hehe. Oke deh, MM rasa segini aja dulu, gimana menurut masbro semua?

instagram

Villa Kanaya

8 COMMENTS

  1. setahu ane ga ada kata predessor dalam bahasa inggris, adanya predecessor, kalo diindonesiain jadi predesesor, imho lho ya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here