Monkeymoto Road To Bromo (Pulang Ke Jakarta dan Hororriding)

20

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
siap siap pulang

Mas bro sekalian, setelah klimaks bermain pasir di Bromo, keesokan harinya MM and friend akhirnya pulang ke Jakarta. Dengan tubuh yang sebenarnya sudah agak lemas dan semangat yang tidak terlalu membara seperti mau berangkat, akhirnya perjalananpun dimulai dari Malang. Perjalanan pulang ini sedikit dibumbui dengan kesulitan, yaitu bocornya ban Scorpio sahabat MM di Sidoarjo, akhirnya estimasi kami yang dapat sampai di Surabaya pada sore hari, mundur menjadi pukul 7 malam waktu setempat.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
surabaya masih jauh

Image

Image

Kenapa ke Surabaya? Jelas mas bro, udah tanggung nih pengen lihat dan jajal Suramadu. Akhirnya MM and friend kesampaian juga riding ke pulau Madura.  Dengan biaya masuk 3000 rupiah (kalo gak salah) MM and friend melintas di jembatan yang menghubungkan dua pulau ini. Wah, pertama sih asik banget bro, tapi lama-lama bosen juga, karena sayang udah malem, jadi lautnya gak kliatan, hehe.

Perjalanan kali ini juga dibumbui oleh sedikit rasa tegang karena mendapat kabar bahwa trek yang akan MM and lalui adalah trek yang angker. Trek itu adalah jalan yang menghubungkan antara Bojonegoro – Cepu – Blora. Kenapa MM lewat jalan itu dan tidak lewat  Tuban – Rembang –Kudus? Karena saat itu sedang ada perbaikan jalan mas bro, jadi kami semua memutuskan untuk melewati jalan alternatif.

Jadi begini ceritanya. Saat sedang riding dari Surabaya dan beristirahat di Lamongan, salah satu sahabat MM menghubungi saudaranya yang tinggal di semarang. Kami semua mendapat kabar bahwa jalur utara sedang ada perbaikan jalan yang dapat menyebabkan kemacetan panjang. Akhirnya kami buka peta dan melihat ada jalan alternatif via Bojonegoro – Cepu – Blora. Okelah setelah selesai istirahat, akhirnya kami semua memutuskan untuk lewat jalan itu.

Riding di Lamongan, MM masih sempat berrolling speed dengan sedan BMW hingga kecepatan 150 kpj, kemudian sampailah kami di persimpangan yang ke arah Bojonegoro dan Tuban, BMW itu akhirnya lewat Tuban, dan MM and friend akhirnya memutuskan lewat Bojonegoro. Khas jalan di pantura, dataran rendah yang tidak terlalu banyak kelokan, hanya luruuuuss saja, hingga pada suatu waktu akhirnya MM melewati jalan yang gelap dan sepi banget. Ya memang sih saat itu sudah jam 12 malam, tapi samping kiri kanan jalan sudah dipenuhi oleh pohon jati dan jalannya sudah mulai sempit dan banyak kelokannya, dan tidak ada rumah warga.

Tidak terlalu lama, akhirnya MM menjumpai SPBU yang menyediakan pertamax, sontak MM memberikan sinyal ke sahabat-sahabat MM untuk mengisi bensin dan santap malam (bawa bekal ceritanya). Setelah selesai mengisi bensin dan makan, akhirnya ada perbincangan MM dengan salah satu petugas SPBU, begini kira-kira isi perbincangannya.

MM : Mas, mau nanya, dari sini kalo mau ke semarang kira-kira berapa jam lagi ya?

SPBU : Mas bawa motor ya? Ya kira-kira 4 sampai 5 jam lagi deh mas.

MM : Oh gitu, itu tadi saya jalan dari Bojonegoro ke mari gelap banget mas, jalan kesananya juga gekap gitu ya mas? Aman gak ya kalo bawa motor?

SPBU : (terdiam sesaat) Mas kenapa tadi gak lewat utara aja? Yakin mas mau lewat sini? Itu ke depan udah alas (hutan) semuanya mas, kira-kira 30 km

MM : Loh emang kenapa mas? Banyak begalnya ya?

SPBU : Enggak kok mas

MM : Terus apa mas?

SPBU : Begal gak ada mas, soalnya begalnya juga takut lewat sini?

MM : (makin penasaran) Emang ada apaan mas? Jalannya angker ya?

SPBU : Ya gitu mas, percaya gak percaya sih ya, dulu ada bis yang tiba-tina ngilang terus gak taunya di temuin di tengah hutan tanpa ada jejak rodanya. Terus saya juga pernah denger cerita ada tentara yang nyetir dengan nangis semaleman di jalan itu sama istrinya, tapi istrinya tidur, pas istrinya bangun dan liat mata suaminya merah abis nangis gitu istrinya nanya kenapa, katanya di jok belakang ada ngikut, penuh gitu.

MM (“kampret da ah” dalam hati) Oh gitu, wah, kalo mau balik lagi jauh juga ya mas (sahabat MM juga udah bengong doank)

SPBU : Tapi ya gak papa sih mas, yang penting tiap kelokan mas klakson aja, pokoknya terus berdoa aja mas, Insya Allah dilindungin kok sama Allah. Dan jangan takabur aja mas.

MM : Iya mas

SPBU : Tapi beneran mas mau lewat situ? Nanti pas jembatan timbang itu yang penting mas, jangan lupa klakson ya?

MM : (ini orang makin bikin senewen aje) Oke mas, makasih banyak ya buat infonya

SPBU : Sama-sama mas, ya pokoknya sih tetep hormat aja mas, percaya gak percaya sih, intinya mahluknya itu emang ada

MM : Iya mas, kita jalan dulu ya

Akhirnya kami semua melanjutkan perjalanan. Memang benar, suasana mencekam terus saja mengiringi perputaran roda sepeda motor MM and friend. Suasana yang gelap, dingin, dan sama sekali gak ada kendaraan yang melintas, makin membuat MM and friend memacu motor dengan kecepatan yang tinggi, dengan tetap mengklakson pastinya kalau ada tikungan. Tapi Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa, tapi MM sempat mendengan sebuah tawa disebuah tikungan, tawa yang terdengar sayup-sayup, entah itu suara angin yang bergesekan dengan helm atau suara tawa mahluk halus, tapi suara itu tidak mengganggu sama sekali.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
kondangan dengan muka capek

 

Kami semua sampai di Semarang pada pagi hari, dan beristirahat sembari menghadiri resepsi pernikahan sahabat kuliah MM. Kemudian pada malam harinya MM and friend melanjutnya riding ke Jakarta. Kami semua riding dari jam 10 malam dari Semarang, dan tiba di Jakarta pada pukul 10 pagi. Sebetulnya bisa lebih cepat, namun karena rasa kantuk yang teramat sangat ketika riding di Pantura, MM and friend akhirnya menyempatkan tidur di sebuah Masjid di kota Cirebon selama kurang lebih dua jam, ketika waktu telah sampai di awal shubuh. Akhirnya MM and friend berpisah di daerah Pangkalan Jati, karena sahabat MM harus pulang ke daerah Pondok Gede dan Depok. Sebuah perjalanan yang lumayan panjang, tapi sangat berkesan. Nah, ini adalah touring terjauh MM, gimana dengan turing-turing mas bro sekalian? Pasti seru juga kan? Pokoknya keep rolling and safety first mas bro. Stay tune di touring MM lainnya yang gak kalah seru!

[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

instagram

Villa Kanaya

20 COMMENTS

  1. wwuuiihh, long riding terus. Klo menurut ane jauh lbh aman+nikmat klo siang. Visual lbh jelas, fisik lbh fresh dan menikmati lingkungan sekitar. Congrat, you’ve around Java Island !

  2. Mas berroww, kalo jalan di seputaran kab.bojonegoro gak serem2 amat, di akhir 2013 jalan utama dari ujung timur sampe perbatasan jateng udah terang benderang. Bahkan jalan udah dibeton n dilebarkan, tapi kalo mencermati setelah baca artikel dari brow agan mengenai jembatan timbang n SPBU trmasuk bus pahala kencana yg misterius itu berarti bukan bojonegoro namun itu wilayah blora. Memang jalanya disitu serem, sepi lengang, gelap, rusak/ jalur matilah pokoknya. Jadi selepas bojonegoro jatim & begitu masuk blora ampe purwodadi arah semarang kentara banget perbezaanya, njomplang gicu dechh…….. Buat MM &Friend Seru abiz advencernya.

    • hahaha, iya mas berooww, maksud ane yang blora itu, suer dah, bikin dag dig dug itu jalanan. bergelombang, gelap, gak ada kendaraan laen. Kayaknya kalo orang yang udah ngerti agak males juga tuh lewat itu jalan, absurd! Tapi Alhamdulillah gak terjadi hal-hal yang gak diinginkan bro. Jadi kangen pengen advencer lagi, hehe.

  3. Next time touring ke bali donk om.
    Wah pasti seru banget tuh.
    Dari jkt via utara, lalu masuk ke jawa tgh lewat jalur tengah langsung ke banyuwangi.
    Pemandangannya sip bgt om.
    Ga bakalan rugi n rasa lelah terbayar dgn pemandangan alam yg Tuhan ciptakan untuk kita nikmati om.
    Saya tunggu info touring berikutnya om.
    Kalau perlu saya diajak juga om.
    Bisa contect2lah.

    • wuiihh, siyaap Mas, ntar kalau ke Bali atau ke Lombok saya kabar-kabarin yah, maaf nih masuk moderasi, baru pertama kali komen yah?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here