Trail Lebih Baik Karburator Ketimbang Injeksi? Itu Karena Belum Coba/Jajal Aja Kali?

15

Sobat MMBlog sekalian, pasca kehadiran Honda CRF150L, lagi dan lagi, sesuai ekspektasi, gak sedikit ada bully dan suara sesumbar mengenai motor ini. Salah satu yang menarik buat MMBlog adalah komentar, kalau motor ini berasa kurang tangguh dan ribet karena menggunakan fuel-injection. Motor trail, akan lebih enak kalau menggunakan pengabutan bahan bakar karburator, hmm, bener begitu? MMBlog rasa sih enggak.

Pertama-tama, kita tengok ke belakang sejarah motor trail di Indonesia. Motor trail di Indonesia sempat mengalami “missing link”. Motor ini pernah menjadi primadona di era 70-80-an. Waktu itu pemainnya lumayan banyak, dari Kawasaki dengan KE, Suzuki dengan TS, dan Yamaha DT. Perlahan-lahan, semuanya ambyar, hanya Suzuki saja dengan TS yang main. Perlu di catat, motor ini semua menggunakan karburator, dan 2 tak! Injeksi? Biker kala itu dikasih injeksi kayak orang purba di kasih gadget 😆 .

Akhirnya di tahun 2000-an, muncul lagi KLX. KLX hadir karena kejelian Kawasaki bahwasannya segmen ini kosong dan pantas untuk di garap. Lagi-lagi, motor ini menggunakan karburator, walaupun sudah menggunakan mesin 4 tak. Mas, tapi kan ada KLX 250 yang injeksi, iya betul, apakah ada keluhan dari motor ini ketika diajak main? MMBlog sih enggak pernah denger, bisa jadi juga, yang beli KLX 250 agak sayang yah sama motornya kalau diajakin nge-blank-suck, wkwkwk. motor 60 jutaan buat kotor-kotoran? Ya mending buat nongkrong dah di Sevel (sebelum tutup), lumayan kan dapet image anak menteng, plus bisa dapet terong-terongan 😆 .

Terlebih, Yamaha WR250, gila ini motor mah, sadis! Klep titanium, kompresi tinggi, fuel injected, Ninja 250 doang mah di kepet!

Jadi, kalau dirunut ke belakang, sebenernya belum pernah ada motor trail entry level bikinan lokal yang menggunakan injeksi. Terus, dapet darimana stigma atau opini kalau karbu itu lebih baik dari injeksi di motor trail? Bukannya menggunakan injeksi itu motor jadi lebih simpel yah? lebih gampang di starter? Kalau roboh, terus mati, tinggal puter kontak ke off, terus ke on-in lagi, stater, langsung hidup (pengalaman pribadi). Tapi mas, kalau lagi blusukan terus mati atau trouble kan repot? Pada umumnya sih motor kalau enggak diapa-apain ya perangkatnya bakalan awet dan aman-aman aja. Apalagi CRF150L, kalau baru bentar diajakin blusukan terus kopling angus, PGM-FI error, mau ditaro dimana nama besar AHM?

perangkay injeksinya terlindungi dengan sempurna

Tapi mas, mesin ini kan hampir sama kayak mesin Verza? Iya mungkin kali yah, soalnya pas ditanya kemarin, memang ada beberapa persamaan, tapi core engine-nya beda sama sekali. MMBlog pernah ketemu sama Verza yang kilometernya udah 99.999 km, itu mesin masih tokcer aja. Nah, kalau Verza yang motor jalanan aja sampai begitu reliable-nya, CRF150 yang trail, harusnya ya lebih tangguh lagi, ini logika sederhana lho ya, simpel!

Balik lagi ke topik, injeksi vs karbu di motor trail? Harusnya, kita sebagai biker bisa lebih apresiatif sama yang dilakukan oleh AHM dengan memberikan opsi trail kelas low-menengah yang berinjeksi, karena sebelumnya dan kenyataannya, belum pernah ada kan? (di Indonesia dan buatan lokal). Kita coba dulu, pakai dulu terabasan, pakai dulu off-road-an, baru kita simpulkan, gimana injeksi di motor ini, oke apa enggak?

Biasanya sih, kalau emang enggak ada masalah, nanti malah ridernya yang nyari-nyari masalah macam diutak-atik lah itu injektornya, atau nanti diganti sama karbu, alasannya bukan karena ada masalah, tapi karena berasa kurang nampol aja tenaganya, wkwkwkwk. Ya biasa ini mah. Atau mungkin, versi “enak” nya karbu untuk para terabaser adalah fleksibilitasnya untuk diutak-atik, sedangkan injeksi, ya FIX aja gitu, mungkin dianggap enggak ada SENI-nya.

Ini hanya pendapat pribadi yah, MMBlog sendiri bukan penggemar blusukan atau off-road atau semacamnya. Tapi pengalaman menggunakan motor injeksi kayak CRF150L kemarin dan CRF250 Rally di hambalang, motor ini memang lebih memudahkan untuk dihidupkan ketika jatuh dan mesinnya mati. Oke deh, gimana kalau menurut temen-temen? Silahkan pendapat dan opininya yah.

instagram

Villa Kanaya

15 COMMENTS

  1. Saya juga dulunya termasuk yg berprinsip karbu lebih baik. Tapi semakin lama semakin meyakinkan bahwa fi lebih oke. Entah bgmana dengan kawan2 trabas “sejati”, perlu pembuktian sih, seberapa tangguh crf150L ini, termasuk fi nya..

  2. Motor enduro yg proper macem ktm, husqy, pabrikan Jepang lain juga pake injeksi aman-aman aja disiksa seekstrim event redbull rampage, apalagi cuma main trabas dimari wkwk

  3. Kalau menurut saya, baiknya injeksinya open loop, jangan closed loop biar gampang diutak atik. Tapi kan yang buat verza juga sudah ada yang jual piggyback buat closed loop juga, atau oxygen sensor manipulator. Intinya mau injeksi, toh masih tetap bisa diakalin lah. Lagian ini kan crf150l alias license. Nanti kalau yang buat kompetisi macam special engine, baru beda cerita.

  4. namanya juga motor hobby… lucu klo crf150 harga 31 juta dibilang mahal… kan dipakainya paling sering juga 1 minggu sekali. kecuali dipakai tiap hari, berarti masih susah nyari duit…

  5. Kl mnrt sy lbh aman di offroad adl karbu krn gk ada sejarah karbu mati, kl inject dah byk kali. cara bodonya saja karbu sederhana gk ada perangkat electronik, krn ndk perlu ada fuelpump, kehabisan bensin jg gk masalah, aki tekor jg msh hidup. Sdkt beda dg inject yg pasti lbh complicated yg hrs mengandalkan kelistrikan. Cm bedanya kl inject mudah start dan irit. Pengalaman sy pernah pke KTM inject krn aki rusak dihutan ya hanya pasrah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here