Ketika Moge Kalah Gesit Dibanding Matic Di Jalanan Off-Road, Ada Satu Faktor Krusialnya

9

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Off road enaknya ya pake beginian

Sobat MMBlog sekalian, beredar dan viralnya video mengenai BMW GS yang mesti didorong sama dua orang dan kemudian ada matik dikendarai ibu-ibu melintas dengan mudahnya, membuat MMBlog jadi pengen sharing pengalaman terkait dengan hal ini. kebetulan, MMBlog udah pernah jajal motor besar dan motor kecil di jalanan yang bukan jalanan aspal alias jalanan off-road. terus, kenapa kok moge kalah gesit?

Disini, kita gak bisa tergantung skill, tergantung jam terbang, dll, dll. itumah bicara substansial Sob, disini kita bicara secara umum, general, bukan perkara ridernya. kita bicara jika ada seorang ordinary rider dikasih motor gede dan motor bebek dipakai dijalanan off-road, dan gimana hasilnya. yakin, bakalan lebih lincah dan lebih gampang riding pake motor bebek/matik/lightsport deh. alasan krusialnya adalah bobot, makin enteng bobot, makin enteng motor dikontrol. terlebih kalau yang bawa Akamsi aka anak kampung sini, kita yang akamso aka anak kampung sono ya keteteran.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Kalau mereka udah Pro

Paling krusial itu setang Sob, yak setang! makin gede motor, makin berat setangnya buat ditekak-tekuk, sekali setang oleng, seluruh motor bakalan oleng, nyeimbanginnya ampun-ampunan euy! ridernya bener-bener terkojel-kojel. lain soal kalau yang nunggangin emang udah pro macam stuntman, ya gampang ajah. gimana dengan motor kecil? bobot maksimal 100 kg, suspensi depan juga cungkring, ban depan belakang cungkring, mau oleng kayak gimana juga gampang dikontrol. belum lagi, power motor gede yang lebih nyentak, semua serba repot, tangan kiri repot tarik ulur kopling, tangan kanan repot ngasih bukaan throttle yang bagus, lha bebek atau matik? tinggal gas!

Istilahnya, kalau naik motor gede dijalanan off-road itu bukan rider yang bawa motor, tapi motor yang bawa rider. kalau bawa matik, bebek, lightsport ya kebalikannya. pernah ngerasain Sob?

Gak percaya? monggo dicoba, coba bawa motor yang beratnya 250 kg dijalanan off road, atau bawa motor dengan bobot 350 kg dijalanan rusak, dijamin, ngontrolnya ampun-ampunan kalau udah oleng! ngomongin enak, fair lebih enak bawa matik/bebek atau sekalian motor batangan ultra entry level macam Honda Win dan kawan-kawan. oke deh, artikel intermezzo di akhir pekan nih Sob. yuk terabas!

[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

instagram

Villa Kanaya

9 COMMENTS

  1. Kalo menurut gw motor adventure dual purpose itu kemampuan nya cuma in the middle of each on and off roads. Beda sama mobil adventure yg punya kemampuan lebih baik di kondisi off road. Budget buat beli GS mendingan di alokasiin buat beli mobil double cab macam strada + motor trail enduro yg high spec. Angkut motornya sampe jalurnya gak bs dilalui mobil baru turunin motornya. Olahraganya dapet, nyelesain tantangannya dapet, unsur gaya style nya jg dapet. Dan yg terpenting gak sampe jd bahan celaan orang di YouTube. Smart.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here