Test Ride Suzuki Inazuma – Si “Besar” Yang Bersahabat (Part 2)

Setelah kemarin MM posting artikel mengenai tampilan, mobilitas di parkiran, serta ergonomi motor touring 250 CC Suzuki ini, di artikel ini MM mau ngebahas mengenai performa, pengereman, handling, dan terakhir plus-minus motor ini beserta dengan kesimpulannya. Oke deh, langsung ke topik utamanya ya.

Performa

Setelah mendapatkan kata “oke” dari sang owner, akhirnya kunci kontak Inazuma berpindah sementara waktu ke tangan MM, dan kunci Thunder ke Bro Jeffry sang owner, hehe. Gak pake lama, MM yang udah ready dengan Jaket RS Taichi RSJ 240 Exceed Mesh Jacket, Helm Nolan N61 Genesis Kadaluarsa , dan sepatu TCX X-Ville ini langsung dudukin joknya yang empuk dan lebar, berusaha negakin (hmm, agak berat juga yah), masukin kunci kontak, putar ke posisi ON, tekan tuas kopling (uniknya motor sport Suzuki nih, kudu tahan tuas kopling dulu kalau mau di stater, oia koplingnya empuk), pencet tombol start, dan…. bruuumm!!! Suara yang keluar dari dual muffler Inazuma terasa sedikit berbeda dengan suara Ninja 250, IMHO suara Inazuma terasa lebih padat, apa karena dual muffler ya?. Suaranya sangat halus masbro, khas motor-motor zaman sekarang, bahkan ketika Thunder dihidupkan, suara Inazuma langsung ketutup sama suara “klasik” khas motor “jadul” satu silinder. Lokasi test ride adalah di lingkungan Kampus Universitas Indonesia yang saat ini jalanannya lagi muluuussss.

Masukin gigi 1, wah “cklek” doang nih, gak kasar euy, MM coba pelitir gas pelan-pelan dan lepas tuas kopling, motor ini langsung melaju dengan sabar dan elegan (pelan kata lainnya). Impresi pertama pas ngejalaninnya, MM ngerasa bobotnya yang lumayan berat langsung sirna seketika! Awal riding sih MM Cuma ngebiasain sama kopling dan gas, serta pengen tau ini motor maunya gimana, tapi karena emang udah punya pengalaman lumayan lama pake Thunder, adaptasi di Inazuma jadi berasa lebih mudah, langsung dapetlah feelnya. Visibilitas spion juga sangat baik. Muterin perpustakaan pusat lama, MM hanya ingin merasakan rasanya melaju dengan motor ini, dan memang rasanya langsung bikin pengen touring! Kayaknya MM kepatil ama ini motor.

Setelah MM rasa udah mendapatkan feelnya banget, MM coba tarik motor ini dari gigi 1. Betot gas dikit mesin dua silinder SOHC yang dianutnya memberikan respon yang tidak terlalu menghentak masbro, atau dalam kata lain linear (MM gak bejek gila-gilaan juga sih, bejek kayak kalau mau nyusul angkot gitulah). Nah, sebelumnya bro Jeffry udah bilang ke MM, kalau tarikan bawahnya berasa kurang responsif, tapi begitu di kitir di rpm 3000 lebih, tenaganya langsung melonjak. Emang sih, pas MM coba bedain sama tenaga Thunder 250, tenaga bawahnya emang masih galakan Thunder, apa Inazuma mungkin karena efek dua silinder ya? Dan bobotnya yang 50 Kg lebih berat dari Thunder?. Tapi begitu rpmnya melonjak hingga lebih dari 3000, ke 4000, ke 5000, ke 6000, gak kerasa angin makin kencang, dan speedometer udah menunjuk ke angka 80 Km/Jam. Nah, sepertinya Inazuma cocok banget buat karakter speedtouring yang mana motor ini dapat rolling speed dan berakselerasi dengan sangat baik dari kecepatan 60 ke 100 Km/Jam.

Emang bener masbro, MM coba keliling Kampus UI, dengan tetap menggantung rpm minimal 3000, motor ini berasa ngisi terus tenaganya jika gasnya dipelintir lebih dalam, lebih dalam, dan lebih dalam lagi (udah kayak hipnotis “tidur lebih dalam”), dan suaranya jadi semakin mendesing euy. Ini bedanya dengan Thunder, kalau Thunder dari kecepatan 70-100 itu naiknya udah mulai ketahan, nah kalau Inazuma, peran dua silindernya mulai mendominasi nih begitu dihadepin sama skenario begini, nafas panjang dari dua silinder miliknya kerasa. Wuuuuzzzhhhhh, pede banget MM riding pake Inazuma, udah gitu bobotnya yang berat membuat motor ini stabil aja biar kata ngelibas polisi tidur dalam kecepatan tinggi. Terus berapa topspeednya? Sang empunya sih bisa ngacir sampe 148 km/jam di top gearnya (gigi 6), manteplah! (Bro Jeffry bobotnya lumayan juga loh, xixixi )

Pengeraman

Motor bongsor 250 CC Suzuki ini menggunakan rem cakram baik di roda depan ataupun roda belakangnya. Master rem depan berikut dengan tuasnya sama dengan milik Suzuki GSR750 (overkill amat yak Suzuki), dan memang kehandalannya gak usah diragukan lagi. MM coba late braking dengan kecepatan 50 Km/Jam sebelum ketemu sama polisi tidur, dan respon remnya sangat baik, motor berdeselerasi dengan stabil gak ada gejala ngebuang ke kanan atau ke kiri. Ya motor-motor zaman sekarang mah remnya udah oke masbro, buat panic braking aja udah bagus apalagi buat pengeraman terncana, pasti aman daahhh.

Handling

Mungkin masbro bakal berpikiran, “wah, motor segede dan sepanjang ini pasti susak belok dan bermanuver”. Hmm, MM juga mikirnya gitu pas diawal, tapi pas nyoba belok dan ngelahap tikungan dengan Inazuma, MM langsung mikir, “wah, asik nih motor buat cornering di Bromo!”. Yup, handlingnya asoy banget masbro, ditekuk dengan kecepatan tinggi, Inazuma nurut aja, udah gitu stabil pula, mungkin karena ada stabilizer shock juga kali ya. Udah gitu motor ini rakenya juga hanya 26 derajat, yang mana akan sangat mudah untuk bermanuver. IMHO, kestabilan ini MM rasa didapet juga dari dual muffler di kiri dan kanan, jadi gak ada yang jomplang sebelah. Suspensi motor ini gak empuk-empuk amat juga gak keras, dibawa nikung dengan kecepatan 70Km/jam gak ada gejalan mentul-mentul. Tapi emang buat ngajak rebah motor berat gini, masbro kudu memaksimalkan tangan yang nekuk setang, tubuh yang ngerebahin motor, dan kaki yang menekan footstep, isitilahnya motornya kayak dilempar gitulah, beda sama ngajak nikung matik atau bebek.

Nah, sekarang MM mau bahas lebihnya dan kurangnya dari motor ini

Kelebihan

–          Nyamannya luar biasa, enak banget buat touring

–          Part-partnya part moge yang mana kinerja dan fungsinya pasti amat baik

–          Rolling speed dikecepatan menengah hingga tinggi oke banget

–          Suara dua silinder yang “beda” dengan dua silinder lainnya

–          Fitur-fitur lengkap banget

Kekurangan

–          Bobotnya yang lumayan berat untuk ukuran 250 CC

–          Tarikan awal berasa kurang responsif (bisa sih ganti gear dengan mata lebih besar)

–          Part-part moge yang “oke” banget itu, pasti harganya muahaaalllll

–          Motor touring gini, baiknya dibawah jok itu dikasih ruang agak besar, ini agak sempit

–          Tangki yang hanya 13,3 liter, untuk motor touring, harusnya lebih besar lagi.

Kesimpulan

Kesimpulan dari pertemuan MM dengan Suzuki Inazuma adalah, Ini adalah sepeda motor touring yang gagah, sama sekali tidak centil, dan memiliki spesialisasi dalam mengajari pengendaranya untuk memahami apa itu makna berkendara, dan juga memiliki spesialisasi mengantar pengendaranya ketempat yang pengendaranya impikan. Bukan hanya pengendaranya, penumpang di jok belakangnya pun akan diberikan pengalaman yang menyenangkan, bukan pengalaman yang membuat badan pegal (karena MM jajal juga dibonceng bro jeffry, dan rasanya uenak bener). Memang masbro, MM yakin motor ini akan susah dapet hati dari penggemar motor sport fairing yang mendambakan tampilan keren, kecepatan dan akselerasi, tapi motor ini akan sangat mudah mendapatkan hati dan cinta dari rider penjelajah yang sangat suka merasakan kelopak matanya dibelai oleh angin pegunungan dan angin pantai.

Oke deh masbro, jadi panjang bener ya artikelnya, hehe. Makasih udah membaca ya, nanti MM rilis juga artikel tentang komparasi fisiknya dengan Thunder 250.

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]