Test Ride Suzuki Inazuma – Si “Besar” Yang Bersahabat (Part 1)

Masbro semua, sebenernya artikel ini udah MM tulis seminggu yang lalu, tapi baru sempet keposting sekarang, hehe. Ya gak papa deh, mendingan terlambat daripada gak sama sekali. Nah, setelah minggu lalu MM ngerilis artikel mengenai fitur-fitur Suzuki Inazuma, kali ini MM mau sharing pengalaman MM ketika MM test motor touring 250 CC Suzuki ini. Dalam artikel ini, MM bahas tampilan (dimensi), mobilitas ketika diparkiran, dan ergonomi dulu aja ya masbro, biar lebih detail, hehe.

Tampilan & Dimensi

Ngomongin tampilan dan dimensi, mungkin sebagian besar dari masbro udah pernah ngeliat langsung sepeda motor ini. Tapi jika dilihat dengan lebih dekat, kesan pertama yang muncul pasti “wah, gede juga ya motornya”. IMHO, dimensi Inazuma sebetulnya terlalu besar untuk ukuran motor 250 CC masbro, bahkan jika dibandingkan dengan ER6n, body belakang Inazuma terlihat lebih montok. Hal ini disebabkan oleh joknya yang lebar dan body kanan kirinya yang memang melebar juga, dan ukuran sepakbor belakang yang juga lebaaarrr, udah gitu knalpotnya dua pula, jadi makin lebaarrrr, hehe. Liat kedepannya, lagi-lagi kesan besar juga di peroleh dari ukuran sepakbor depan yang seperti perahu, hehe. Tapi volume tangkinya ternyata lebih kecil dari Thunder 250, yup jika Thunder 250 bisa menampung 15 liter bahan bakar, Inazuma hanya mampu menampung 13 liter saja.

Bicara mengenai tampilannya, Suzuki Inazuma tepat disebut sebagai baby B-King, karena emang desainnya B-King Wannabe. Mirip case CBR250 yang ngikutin desain VFR1200 deh, hehe. Memang desain atau tampilan begini, bukan desain yang bisa membuat orang jatuh hati pada pandangan pertama. Bentuknya memanjang, jok menyatu, dan berbagai opini subjektif lainnya membuat beberapa orang udah ogah duluan melirik Inazuma, tapi MM rasa begitu orang itu udah jajalin, apalagi yang demen touring, pasti jatuh hati deh. Detail Suzuki Inazuma juga rapi jali masbro, las-lasan apik dan mesin juga rapih, ditambah part-part moge yang nyantol seperti master rem, dan tuas kopling GSR750, kesannya motor ini eksklusif banget. Nah, kalau menurut pendapat subjektif MM sih ya, headlamp Inazuma bakalan keren abis jika desainnya nyomot punya GSR750 (pengennya sih desain semuanya adopsi GSR750 aja ). Inti dari desainnya adalah, Inazuma bukanlah motor centil yang bisa menggoda setiap rider, tapi jika rider itu mencari pengalaman berkendara, Inazuma bisa kasih pengalaman yang menggoda.

Mobilitas Di Parkiran

Nah, ngomongin mobilitas di parkiran, menurut MM ini yang bisa merepotkan masbro. Bobot Inazuma termasuk yang paling berat di kelasnya, sampe 182 Kg masbrooo. Udah gitu dengan adanya knalpot di sisi kiri dan kanan, hal ini makin mantep alias makan tempat aja deh.  Untuk geser-gesernya, diharapkan masbro udah punya pengalaman fitness dulu, hehe. Ya Biarpun ada pegangan di buritannya, untuk menggeser Inazuma diperlukan tenaga ekstra. Namun demikian, pas MM coba untuk mendirikan standar tengahnya, enteng ternyata euy. Injek sama angkat dikit, langsung berdiri tegak itu motor.

Ergonomi

Ini yang menarik, ergonomi yang super nyaman adalah daya tarik Inazuma yang sukar ditolak bagi penggila touring. Masbro bisa lihat pada foto MM di atas, ergonomi Inazuma tidak terlalu sporti seperti Z250 (MM pernah dudukin tapi lupa foto, hehe) atau ER6n tapi juga tidak terlalu touring seperti Thunder 250. Kedua tangan dapat menggenggam setang tanpa harus terlalu membungkukkan badan. Walaupun menggunakan setang jepit, tapi ternyata setang jepitnya tinggi masbro. Kemudian posisi footstep juga agak lebih di depan jok, beda dengan ER6n yang persis lurus dibawah jok. Jadi emang segitiga ergonominya bener-bener mensupport kenyamanan. Kalau Thunder 250 bener-bener maju masbro footstepnya, hihi. Nah, kata empunya sih, akan lebih nyaman lagi jika stang Inazuma dibuat lebih tinggi 1 atau 2 sentimeter, ya mungkin seperti Ergonomi Inazuma yang half-fairing kali ya (nanti MM posting lagi artikelnya). Inti dari Ergonomi Inazuma adalah semua tentang riding quality masbro, yup, riding qualitynya berada ditengah-tengah riding quality motor classic yang super nyaman dan diantara motor sport yang senantiasa membuat ridernya selalu sigap, asik banget deh buat jalan jauh pokoknyaaaa.

Terus tinggi jok yang hanya 78 cm atau hanya lebih tinggi 2 cm dari Thunder 250 membuat kedua telapak kaki MM yang memiliki tinggi 167 cm ini dapat menapak dengan sangat baik. Tapi perbedaan tetap terasa di (maaf) bokong, karena tempat duduknya yang rada lebar masbro. Intinya motor ini bisa untuk siapa aja sih, MM rasa rider dengan tinggi 160 cm masih dapat duduk nyaman dan menjangkau permukaan tanah tanpa usaha berlebih.

Oke deh, baru tiga bahasan aja udah panjang nih artikelnya, besok MM posting lagi artikel selanjutnya, so stay tune ya.