Monkeymoto Road To BROMO (Part 1 – Jakarta To Yogyakarta Via Jalur Selatan)

27

Image

Image

Mas bro semua, kali ini MM mau nulis artikel tentang touring paling akhir yang udah MM lakuin setahun lalu. Dalam Touring ini, MM nunggang Kawasaki ER6N dan teman seperjalanan MM nunggang Yamaha Scorpio. Jarak tempuh totalnya adalah 2300-an kilometer, dan semua itu dilalui dalam waktu 6 hari. Berangkat melalui jalur selatan pulau jawa dan pulang melalui jalur utara.

Hari pertama MM beserta kawan-kawan berangkat dari pesantren mutiara bangsa yang terletak di depok, berangkat jam 7 pagi (rencananya pengen lebih pagi) disertai dengan doa oleh pengasuh dan pengajar dari pesantren.  Personil yang berangkat ada 4 orang dan 3 motor, jadi satu dibonceng. Perjalanan pagi saat itu tidak terlalu ramai namun sangat ramai di arah yang berlawanan karena banyak orang yang baru saja berangkat untuk bekerja.

Rute yang kami lalui hari pertama ini adalah Jonggol, Cianjur, Bandung, Garut,Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Kebumen, dan tiba di Yogyakarta. Jalur selatan memiliki perbedaan karakter jalan dan suhu udara yang sangat berbeda dengan jalur utara. Jalur selatan memiliki kontur jalan berbukit yang bisa dibilang tidak habis-habis, kelokan, tanjakan, turunan, begitu banyak dijumpai dijalur selatan.  Selain daripada itu suhunya juga lebih rendah ketimbang jalur utara, jadi berkendara di jalur selatan relatif lebih sejuk. Namun demikian, berkendara dengan karakter jalan seperti ini, mas bro tidak bisa terlalu santai, karena sangat dibutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi, terlebih apabila ingin menyusul kendaraan di depan. Untungnya kuda besi yang MM and friend tunggangi powernya cukup besar dan tetap tersedia di tiap rpm. Oia, pengendara mobil besar seperti truk dan busnya juga sangat bersahabat dan kooperatif.

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
pit stop pertama
[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]
Image
motornya
[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]
Image
ridernya

Image

MM and friend tiba di Yogyakarta pukul 3 dini hari. Perjalanan yang sangat lama memang. Kami riding selama 4 jam, baru kemudian beristirahat. Istirahat yang pertama adalah di Bandung, sebuah rumah makan padang kecil. Kemudian istirahat kembali di sebuah masjid di Ciamis setelah MM sempat roliing speed dengan Harley Davidson Softail (ridernya sampai ngecungin jempol karena MM bisa tempel) yang sedang solo riding ke Yogyakarta. Istirahat-istirahat berikutnya kami lakukan di SPBU, karena sekalian mengisi bahan bakar. Istirahat paling lama MM and friend lakoni di sebuah restoran di kota kecil bernama Sumpiuh, kami beristirahat kurang lebih 1 jam (09.30 – 10.30), setelah isitrahat ini MM and friend langsung berkendara ke yogyakarta.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
perbatasan jabar jateng di jalur selatan
[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]
Image
ngaso dulu di pringsewu sumpiuh

Ketika tiba di Yogyakarta pada saat dini hari, kami memarkir kendaraan kami di depan gedung bank indonesia. Ternyata kota Yogyakarta ketika dini hari masih tetap ramai, walaupun tidak seramai Jakarta. Sempat sedikit bingung juga karena akan menginap dimana, tapi kemudian salah satu sahabat MM, Arief, berinisiatif untuk menghubungi saudaranya yang ditinggal di Jatinom, sebuah kecamatan yang terletak di Klaten, dan membutuhkan kurang lebih 1 jam perjalanan dari Yogyakarta. Akhirnya kami kembali riding ke Klaten, dan pukul 4 pagi menjelang shubuh kami tiba ditempat saudara sahabat MM. Perjalanan yang sangat panjang tapi sangat menyenangkan, berasa sekali tenaga mesin 650 sangat memanjakan ridernya, tapi itu semua harus dibayar dengan konsumsi bahan bakar yang juga relatif lebih boros. Dan pelajaran yang didapat adalah apabila mas bro menemukan sebuah jalanan yang lurus, mulusm dan sekelilingnya sangat terawat, bisa dibilang itu adalah perbatasan sebuah kota. Di jalan begini biasanya MM lupa diri dan ngegas ER6N dengan putaran gas yang lebih besar, hehe. Oke deh, bagian pertama segini dulu aja ya mas bro. Stay tune buat bagian keduanya.

Image

Image

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Image
sampe juga di jogja

 

[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

instagram

Villa Kanaya

27 COMMENTS

    • Wah, mau turing nih om lex, mantaplah, ditunggu journey reportnya, saya juga udah baca report turing om lex yang ke cianjur selatan. Asik om, saya juga udah pernah kesana, nanti tak bikin artikelnya juga

  1. Jogja kan bnyk hotel murahnya om… Trik nya ckup tnya sama tukang ojek aja om… Lgsg mereka siap antar… Murah jg kok jasanya… Klo gk salah wktu itu 20rb saja utk nyariin hotel + selimutnya… Xixixixi…

    @tahun 2011 touring galau sendirian lampung-denpasar…

  2. Enggak ah om, tu hanya kebetulan rezekinya pas… Ђёéђё(.̮)‎​​.. Kdg2 saya malah touring somplak, perginya naik motor, plgnya naik pesawat n motor minta dipaketin sama tuan rumah.. Xixixiixi..

    Maklum om, masih lvl kroco mumet di kantor… Jd sk di bully sama atasan…

    *btw om lebih mantep lg, uda pk kaoskaki telanjang silinder gandeng.. Ntah kpn ane bs kebeli itu…

  3. pengen juga nih turing pake spot
    kalo turing biasanya aku pake bebek tua tenaganya empot2an
    moganti kasihan dah nemenin sibebeknya dlm sukaduka

  4. baca ceritanya kok laa banget perjalanannya, berangkat ja 7 pagi, sampe jogja dini hari, hampir seharian donk ya,
    apa saya salah mengartikan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here